Ini Sejarah Yerusalem Sejak Berdirinya Israel

Sesudah Perang Kemerdekaan 1948, Israel mengumumkan kontrol militer atas Yerusalem Barat. Mereka pun memperluas undang-undang Israel ke kawasan itu untuk keperluan administrasi.

Tokoh-tokoh Palestina menyarankan Raja Abdullah dari Transyordan untuk mencaplok Yerusalem timur, serta pertemuan dengan Israel diatur untuk membahas syarat gencatan senjata serta mungkin agenda untuk perjanjian damai. Baca juga informasi seputar cerpen.

Sementara perjanjian tenteram tak tercapai, Israel serta Transyordan menandatangani perjanjian gencatan senjata pada April 1949, membekukan perbatasan Yerusalem dan mensahkan pembagian kota.

Kota yang Terbagi
Solidaritas Israel serta Yordania di balik gagasan pembagian akan menolong menentukan pemeliharaannya dalam menghadapi tekanan PBB untuk menjadikan Yerusalem sebuah kota internasional.

Pada bulan Desember 1949, dengan memungkiri (dan membantah) penegasan kembali PBB atas prinsip internasionalisasi, parlemen Israel menyatakan Yerusalem sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari Israel dan ibukota kekal. Kekuatan dunia alhasil mendapatkan status quo, tanpa mengeluarkan resolusi lebih lanjut seputar Yerusalem hingga 1967.

Reunifikasi Yerusalem
Pada bulan Mei 1967, setelah penutupan Selat Tiran di Mesir, Raja Hussein dari Yordania menandatangani pakta pertahanan dengan Mesir. Pasukan Israel dengan cepat mengalahkan serangan Mesir serta kemudian merebut Yerusalem Timur sebagai komponen dari penyisiran melewati Tepi Barat.

Menteri Pertahanan Moshe Dayan pergi ke Tembok Barat serta mendeklarasikan Yerusalem terbebaskan, ia mengungkapkan:
"Kami sudah menyatukan Yerusalem, ibu kota Israel yang terbagi. Kami telah kembali ke Daerah Suci kami yang paling suci, tak pernah berpisah darinya lagi."

Warga Israel dan juga Yahudi di seluruh dunia lalu menerima berita itu dengan betul-betul bersuka ria. Tak lama kemudian tembok serta kawat berduri yang membelah kota sudah dirobohkan serta pos-pos pemeriksaan dilepas, dan pergerakan bebas antara Yerusalem Timur dan Barat dipulihkan.

Aneksasi atau Okupasi?
Israel lalu dihadapkan dengan keputusan diplomatik dan regulasi yang penting: Apakah Yerusalem Timur bakal dianeksasi ke Israel atau akankah, seperti Tepi Barat, dianggap sebagai wilayah pendudukan, patuh pada peraturan Yordania melainkan di bawah administrasi militer Israel? Akhirnya pada pertengahan Juni, Israel mengambil serangkaian langkah-langkah yang memastikan dimasukkannya Yerusalem Timur di Israel.

Oposisi Palestina
Dari tahun 1967 Israel berprofesi, dengan keberhasilan terbatas, untuk menyatukan Yerusalem secara politis dan administratif. Sesudah memecat walikota Yerusalem Timur dari jabatannya, Israel mendekati dia serta rekan-rekannya untuk jadi komponen dari pemerintah kota yang diperbesar. Palestina menolak, kuatir bahwa mendapatkan pencalonan dewan bakal menyiratkan pengakuan kedaulatan Israel di Yerusalem Timur.

Demikian juga, hampir semua orang Arab Yerusalem Timur menolak tawaran kewarganegaraan Israel, dan lebih memilih tetap jadi warga negara Yordania. Keputusan untuk memboikot metode politik Israel ini akan berdampak signifikan pada kualitas hidup di Yerusalem Timur dikala perencanaan dan pengembangan kota disokong maju tanpa usul dari populasi Arab.